Selasa, 04 Agustus 2009

PILKADA KERINCI PUTARAN II

(PERAHU MASYARAKAT VS PERAHU PARPOL)
By Syamsul Bahr, SE, Pengamat di Jambi dan staf pengajar di STIE SAK,

Hasil akhir putaran I Pilkada Kerinci tanggal 16 Oktober 2008, memunculkan pemenang calon Independent yang didukung dengan masyarakat (melalui penyerahan KTP dan dukungan) untuk memenuhi syarat Pendaftaran yang disyaratkan oleh KPUD yaitu AD (Ami Taher-Dianda Putra) dan calon yang digusung koalisi oleh partai PBR dan P3, yaitu MR (Murasman- A.Rahman), maka untuk lanjutan putaran II akan bertarung antara Perahu masyarakat dengan Perahu Parpol

Hal ini dibuktikan dari berbagai berita di media, bahwa partai besar seperti PAN, Golkar, sebagai alat untuk beberapa calon yang belum bisa mengikuti putaran II merapat ke pasangan MR, sedangan untuk pasangan AD secara organisasi Partai belum ada indikasi untuk merapat baik partai besar maupun partai lainnya, secara kontrak Politik dengan pasangan yang diusung setelah hasil perhitungan akhir, antara calon dengan Parpol selesai, sehingga calon tidak terkait lagi secara individu dengan parpol yang mengusung.

Memang disadari bahwa munculnya 2 pasangan untuk maju ke putaran ke II, yang dikategorikan calon yang diusung oleh Parpol dan calon independent atau calon yang diusung oleh Perahu masyarakat, membuat Parpol enggan untuk bergabung ke calon independent, karena akan membawa pengaruh ke Parpol itu sendiri, sehingga secara organisasi Parpol kecenderungan merapat ke pasangan MR, hal ini merupakan suatu kenyataan bahwa parpol merasa kurang nyaman dan kalah saing kalau bergabung dengan calon Independent.

Untuk calon yang diusung oleh Perahu masyarakat yaitu AD, simpatisan dan relawan baik pada putaran I maupun persiapan putaran II merapat secara pribadi dan tidak membawa bendera partai, dalam hal ini terdapat kepentingan dan kebutuhan yang berbeda antara individu dengan keinginan parpol

Secara organisasi, parpol akan merasa terhormat mendukung calon yang diusungkan oleh Parpol, dalam rangka persiapan Pemilu legeslatif dan PILPRES Tahun 2008 dan 2010, namun secara individu, masyarakat bertindak melalui hati nurani, serta pemikiran yang jernih dengan beberapa pertimbangan logis yaitu “Kerinci harus maju” menjadi yang terbaik di masa yang akan datang, tentunya pencermatan pada visi dan misi, kemampuan intelektual, manegerial, wawasan, fisik dan usia, serta pergaulan nasional dan Internasional dalam rangka loby berkaitan dengan sumber pembiayaan pembangunan ekonomi kerakyatan di Kerinci, terutama dimulai dengan perbaikan infrastruktur, akan merapat dan mendukung calon independent yaitu AD.

Karena yang bicara adalah hati nurani, sehingga pemahaman akan Kerinci yang secara dukungan finansial bersumber dari PAD sangat kecil sekali, maka untuk melanjutkan dan meneruskan pembangunan masa yang akan datang dibutukan pemahaman potensi dan kekuatan tentang bentang alam Kerinci sebagai dasar untuk menyerap dana Pemerintah Pusat bahkan dana yang bersumber dari dunia Internasional

Relawan dan simpatatisan yang merapat murni karena kepentingan “Kerinci” dalam setiap gerakan mengabaikan hal-hal yang bersifat dukungan finansial, bahkan kecenderungan rela berkorban untuk ikut menyukseskan pasangan AD, sebaliknya sebagaimana kita ketahui pada putaran I, seriap TS yang bergerak cenderung digerakan dengan dukungan financial, yang akan membuat cost politik semakin basar, yang akan menjadi beban bagi pasangan tersebut apabila terpilih atau tidak terpilih, kalau terpilih, kecenderungan baban itu akan membuat sebuah kegiatan pembangunan tidak berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan masyarakat atau tokoh yang bergerak sebagai relawan relatif tidak membebankan kepada pasangan calon, hanya murni untuk kepentingan “Kerinci” tentunya cost Politik juga rendah dan relatif tidak akan membebankan pada kegiatan pembangunan apabila calon itu menang dan menjadi Bupati dan wakil bupati terpilih, bahkan dalam menentukan kabinet cenderung independent dengan tetap memperhatikan pertimbangan “kelayakan” atau “fit and property test” dalam kerangka “the right man in the right place and the right needing”, yaitu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, suatu hal untuk menghindari KKN dan interpensi dari Parpol untuk merekomendasikan orang yang menduduki jabatan strategis

Sangat disadari oleh individu bahwa cost politik berbanding terbalik dengan terpenuhinya aspirasi masyarakat (Syamsul Bahri, SE email syamsul_12@yahoo.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar